Rabu, 11 Februari 2009

Anger Management


Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar.

Seseorang yang tidak bisa merasa marah -tidak bisa disebut penyabar; karena dia hanya tidak bisa marah.

Sedang seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk tetap berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar.

Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu-sulit, Anda sangat tepat; karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Kesabaran bukanlah sebuah sifat, tetapi sebuah akibat.

Perhatikanlah bahwa kita lebih sering menderita karena kemarahan kita, daripada karena hal-hal yang membuat kita merasa marah. Perhatikanlah juga bahwa kemarahan kita sering melambung lebih tinggi daripada nilai dari sesuatu yang menyebabkan kemarahan kita itu, sehingga kita sering bereaksi berlebihan dalam kemarahan.

Hanya karena Anda menyadari dengan baik –tentang kerugian yang bisa disebabkan oleh reaksi Anda dalam kemarahan, Anda bisa menjadi berhati-hati dalam bereaksi terhadap apa pun yang membuat Anda merasa marah. Kehatihatian dalam bereaksi terhadap yang membuat Anda marah itu lah yang menjadikan Anda tampil sabar.

Kemarahan adalah sebuah bentuk nafsu.

Nafsu adalah kekuatan yang tidak pernah netral, karena ia hanya mempunyai dua arah gerak; yaitu bila ia tidak memuliakan,pasti ia
menghinakan.

Nafsu juga bersifat dinamis, karena ia menolak untuk berlaku tenang bila Anda merasa tenang. Ia akan selalu memperbaharui kekuatannya untuk membuat Anda memperbaruhi kemapanan Anda.

Maka perhatikanlah ini dengan cermat; bila Anda berpikir dengan jernih dalam memilih tindakan dan cara bertindak dalam kemarahan, nafsu itu akan menjadi kekuatan Anda untuk meninggalkan kemapanan Anda yang sekarang -untuk menuju sebuah kemapanan baru yang lebih tinggi.

Tetapi, bila Anda berlaku sebaliknya, maka ke bawahlah arah pembaruan dari kemapanan Anda.

Itu sebabnya, kita sering menyaksikan seorang berkedudukan tinggi yang terlontarkan dari tingkat kemapanannya, dan kemudian direndahkan karena dia tidak berpikir jernih dalam kemarahan.

Dan bila nafsunya telah menjadikannya seorang yang tidak bisa direndahkan lagi, dia disebut sebagai budak nafsu.

Kualitas reaksi Anda terhadap yang membuat Anda marah, adalah penentu kelas Anda.

Kebijakan para pendahulu kita telah menggariskan bahwa untuk menjadi marah itu mudah, dan patut bagi semua orang. Tetapi, untuk bisa marah kepada orang yang tepat, karena sebab yang tepat, untuk tujuan yang tepat, pada tingkat kemarahan yang tepat, dan dengan cara yang tepat -itu tidak untuk orang-orang kecil.

Maka seberapa besarkah Anda menginginkan diri Anda jadinya?

Memang pernah ada orang yang mengatakan bahwa siapa pun yang membuat Anda marah-telah mengalahkan Anda. Pengamatan itu tepat-hanya bila Anda mengijinkan diri Anda berlaku dengan cara-cara yang merendahkan diri Anda sendiri karena kemarahan yang disebabkan oleh orang itu.

Itu sebabnya, salah satu cara untuk membesarkan diri adalah menghindari sikap dan perilaku yang mengecilkan diri.

Kita sering merasa marah karena orang lain berlaku persis seperti kita.

Perhatikanlah, bahwa orang tua yang sering marah kepada anak-anaknya yang bertengkar -adalah orang tua yang juga sering bertengkar dengan pasangannya.

Bila kita cukup adil kepada diri kita sendiri, dan mampu untuk sekejap menikmati kedamaian kita akan melihat dengan jelas bahwa kita sering menuntut orang lain untuk berlaku seperti yang tidak kita lakukan.

Dan dengannya, bukankah kemarahan Anda juga penunjuk jalan bagi Anda untuk menemukan perilaku-perilaku baik yang sudah Anda tuntut dar iorang lain,tetapi yang masih belum Anda lakukan?

Lalu, mengapakah Anda berlama-lama dalam kemarahan yang sebetulnya adalah tanda yang nyata bahwa Anda belum memperbaiki diri?

Katakanlah, tidak ada orang yang cukup penting yang bisa membuat saya marah dan berlaku rendah.

Bila Anda seorang pemimpin, dan Anda telah menerima tugas untuk meninggikan orang lain; maka tidak ada badai, gempa, atau air bah yang bisa membuat Anda mengurangi nilai Anda bagi kepantasan untuk mengemban tugas itu.

Ingatlah, bahwa orang-orang yang berupaya mengecilkan Anda itu-adalah sebetulnya orang-orang kecil.

Karena, orang-orang besar akan sangat berhati-hati dengan perasaan hormat Anda kepada diri Anda sendiri. Bila mereka marah pun kepada Anda, mereka akan berlaku dengan cara-cara yang mengundang Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sedangkan orang kecil? Orang-orang kecil membuat orang lain merasa kecil agar mereka bisa merasa besar.

Anda mengetahui kebesaran yang dijanjikan untuk Anda. Maka besarkan-lah orang lain.

(Sumber: Mario Teguh, MSTS 13.07.2006)

Senin, 09 Februari 2009

hmmmmm....lekker ( makanan tradisional yg hampir punah)

BARONGKO



Bahan :
200 gr tepung ketan
25 gr tepung kanji
100 ml air mendidih
1 sdt garam
½ sdt vanilli
850 ml santan hangat dari 1½ butir kelapa
10 buah pisang raja tua dan matang (bisa diganti pisang tanduk atau pisang kepok)
daun pisang untuk membungkus
350 ml santan kental dari 1½ butir kelapa beri ½ sdt garam

Cara Membuat :
1. Campur tepung beras dan tepung kanji, lalu tuangi air mendidih sambil diaduk-aduk. Masukkan gula, garam dan vanilli, tuangi santan hangat, aduk sampai rata. Lalu masak di atas api hingga setengah matang. Angkat. Sisihkan.
2. Kupas pisang, belah 2 memanjang, lalu iris setebal ½ cm. Masukkan ke dalam adonan tepung beras, aduk hingga tercampur rata.
3. Ambil selembar daun pisang, taruh 2 - 3 sdm adonan, lalu tambahkan 2-3 sdm santan kental, bungkus dan sematkan dengan lidi.

4. Kukus selama 30 - 40 menit hingga matang.

BAROBBO

Bahan :
Jagung
Ayam (goreng dan suwir-suwir) atau udang
Bawang merah
Bawang putih
Merica
Bayam/kangkung/sawi
Daun sup

Pelengkap :

bawang goreng,

cabe+jeruk nipis,

perkedel jagung.

Bahan untuk perkedel jagung :

jagung, telur 1 biji, bawang merah, bawang putih, merica, tepung 1 sendok, daun sup+daun bawang (lebih enak lagi pake udang).

Cara olah :
1. Jagung diparut, masukkan dalam panci (sisakan juga buat perkedel) tambahkan air dan masak (bisa ditambahkan udang).
2. Tambahkan irisan bawang merah dan bawang putih, bila sudah mendidih masukkan sayuran, daun sup, merica dan garam.

Perkedel: haluskan bawang merah dan bawang putih, campur dengan jagung parut, tambahkan telur, garam, merica, potongan daun sup+daun bawang, tambahkan tepung satu sendok aduk rata dan goreng (lebih enak lagi pake udang).

Cara Saji :

Siapkan bubur dalam mangkuk, taburi atasnya dengan ayam goreng, bawang goreng dan perkedel jangung. Siap dimakan dengan cabe ulek+perahan jeruk nipis.